deherba.com

Ad

Kamis, 31 Mei 2012

UU Pengelolaan Sampah Akan Hentikan Sistem Penimbunan Sampah

Kapanlagi.com - Persetujuan Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Pengelolaan Sampah untuk ditetapkan menjadi Undang-Undang oleh DPR-RI diharapkan membawa perubahan yang mendasar dalam tata-kelola sampah di Tanah Air, salah satunya adalah penutupan semua TPA (Tempat Pembuangan Akhir) yang menggunakan sistem penimbunan dalam waktu lima tahun ke depan.


"Lima tahun mendatang semua TPA yang menggunakan sistem open-dumping (ditimbun di tanah lapang terbuka - red) akan ditutup.


Proses penutupan ini akan berlangsung secara bertahap," kata Ilyas Asaad, Deputi Menteri Lingkungan Hidup Bidang Penataan Lingkungan, di Jakarta, Kamis.


Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa biaya penutupan TPA sistem open-dumping akan dipikul bersama-sama antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.


"Penutupan TPA akan dibiayai oleh APBN dan APBD, disesuaikan dengan kemampuan masing-masing daerah dan kapasitas tampung sampah," katanya menambahkan.


Selama ini sebagian besar sistem pengelolaan sampah di Indonesia masih bertumpu kepada pendekatan akhir (end of pipe), yaitu sampah dikumpulkan, diangkut, dan dibuang ke TPA.


"Dengan UU Sampah, kita ingin mengubah paradigma end of pipe ini sehingga sampah tidak lagi dilihat sebagai barang tak berguna tapi justru barang yang memiliki nilai ekonomis bila diolah dengan tepat," kata Menteri Negara Lingkungan Hidup (Menneg LH), Rachmat Witoelar.


Sementara itu Gempur Adnan, Deputi Menteri Lingkungan Hidup Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan, menjelaskan bahwa saat ini sistem end of pipe sudah dilihat tidak layak lagi oleh semua pemerintah daerah dan kota.


"Resistensi sosial dari masyarakat dan biaya operasional TPA open-dumping terlalu tinggi, belum lagi kerusakan lingkungan yang ditimbulkan oleh TPA jenis ini," kata Gempur Adnan.


Menurut dia, saat ini konsep pengelolaan sampah dengan 3R yaitu reduce, reuse, recycle atau "mengurangi, menggunakan ulang, dan daur ulang") sudah banyak dilakukan di tingkat rumah tangga, RW, dan kelurahan.


"Dan sejak tahun 2007 KLH tengah menguji-cobakan konsep 3R ini untuk tiga kota kecil, yakni Jombang, Singaparna, dan Magelang," katanya.


Dengan sistem pengelolaan sampah yang mengutamakan konsep 3R, lanjut Gempur, pemerintah setempat justru mendapat keuntungan ganda, yaitu pembukaan lapangan pekerjaan, pertambahan nilai ekonomis dari daur ulang, dan volume sampah yang dikirim ke TPA cuma 30% dari kondisi pengelolaan tanpa konsep 3R.


Dalam program berdurasi dua tahun ini, pemerintah pusat menyumbangkan dana masing-masing 1 miliar rupiah untuk tiap kota, sebagai bantuan bagi pembuatan sistem pengelolaan sampah yang tidak lagi open-dumping dan pengembangan konsep 3R.

Selain 3 kota kecil tadi, KLH juga akan menggelar proyek uji coba serupa untuk sekitar 4-5 kota besar di Indonesia, antara lain Batam dan Makassar.

"Saya yakin dalam waktu lima tahun semua TPA open-dumping di kota kecil dan sedang bisa ditutup. KLH akan memberikan panduan bagaimana membuat TPA dengan teknik landfill, yaitu menumpuk sampah dengan diselingi lapisan tanah," kata Tri Bangun Laksono dari Deputi Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan KLH (Kementerian Lingkungan Hidup).

Sementara untuk pemerintah kota besar dan metropolitan yang bisa melaporkan rencananya menutup TPA "open-dumping" dalam kurun waktu dua tahun ke depan, lanjut Tri Bangun Laksono, akan mendapat insentif anggaran lingkungan hidup.

Gempur menambahkan, insentif dan disinsentif bagi pemerintah kota yang menutup TPA "open-dumping"nya akan juga terlihat dari skor Adipura.

"Bila Pemda (Pemerintah Daerah) menutup TPA open-dumping, kita akan memberikan nilai plus dalam kompetisi Piala Adipura. Tingginya tingkat penerapan 3R di suatu kota juga akan menambah skor kota itu dalam ajang Adipura," demikian Gempur. (*/cax)


Senin, 21 Mei 2012

SAMPAH DI MANA- MANA, SIAPA PEDULI?

Sahabat,
pernahkah terlintas dalam benak kita,
apa akibatnya....
jika di setiap sudut tempat,














di pinggir-pinggir jalan sepi maupun ramai




















di kebun-kebun milik sendiri maupun milik orang,




di got,selokan, kali, bantaran sungai,
















semua penuh sampah.
karena tak ada yang mau peduli
dengan sampahnya sendiri.
Kita hanya bisa membuat sampah dan menimbunnya
setiap hari....
tanpa mau berfikir
kemana akhir perjalanan sampah kita.

  

MARI MULAI BERPIKIR
Untuk masa depan anak cucu kita
DAN SEGERA BERBUAT
Semampu yang kita bisa

SAATNYA BERUBAAAAAH.....



Kamis, 17 Mei 2012

BUMI MAKIN TUA


Sudah berapakah usia bumi? Sekitar empat setengah miliar tahun! Tua sekali ya? Semakin tua, beban Bumi semakin berat. Wah, kasihan Bumi... 
Dalam tata surya, Planet Bumi merupakan satu-satunya planet yang memiliki kehidupan .

Bumi kita selalu berputar mengelilingi Matahari bersama tujuh planet lain yang disebut tata surya.
Tata surya merupakan bagian dari kelompok bintang dan planet yang disebut Bimasakti.
Bumi berawal dari bola lahar panas. Ketika permukaannya terbentuk, dari gunung-gunungnya keluar gas yang membentuk atmosfer di sekeliling Bumi.
Kemudian Bumi berangsur-angsur mendingin dan lahar di permukaan menjadi padat. Samudra dan laut pun mulai terisi air.
Sekitar tiga miliar tahun lalu, kehidupan pertama di Bumi berawal di lautan. Kemudian muncul tumbuh-tumbuhan, hewan, dan kehidupan, dari air bergerak ke daratan.
Sekarang aneka tumbuhan dan hewan berkembang dan tumbuh di Bumi. Gunung berapi masih meletus dan masih ada badai, tetapi tidak sebanyak ketika Bumi terbentuk.
Usia Bumi sekarang sekitar 4,54 miliar tahun diukur berdasarkan penanggalan radiometik meteorit dan sesuai usia bebatuan tertua yang pernah ditemukan.

Satu-satunya planet yang memiliki hutan adalah Bumi. Hutan sangat berguna bagi kelangsungan hidup manusia dan hewan. Hutan juga menjadi rumah bagi hewan-hewan dan tumbuhan untuk berlindung.
Di hutan tanaman tumbuh saling berdekatan. Akar pohon menjaga tanah tetap menyatu dan daunnya mengeluarkan oksigen yang dibutuhkan semua makhluk hidup.
Sekarang hutan banyak yang rusak karena kebakaran dan penebangan liar. Makin lama area hutan makin gundul. Padahal, jika hutan rusak, hewan-hewan di dalamnya akan kehilangan habitat.
Jika hutan hilang, paru- paru dunia pun berkurang. Banjir siap menerjang karena tak ada lagi akar pohon yang menahan air hujan.
Menyedihkan, ya?

Bumi semakin tua ditambah bebannya semakin berat. Jumlah penduduk semakin banyak, kondisi alam juga banyak yang rusak karena polusi. Polusi udara, polusi di laut, sungai dan danau.

Pabrik-pabrik membuang air limbah beracun ke sungai yang sangat membahayakan ikan dan bisa menyebabkan ikan mati.

Manusia semakin bertambah berarti perlu lahan untuk rumah, makan, kendaraan, pabrik, dan untuk memproduksi barang- barang kebutuhannya.
Pertambahan manusia juga memerlukan air bersih lebih banyak sehingga air tanah terus-menerus digali.

AYO SAYANGI BUMI
Kalau sayang kepada Bumi, kita bisa melakukan hal-hal seperti di bawah ini:
  • Menghemat air. Jika menggosok gigi dan menggunakan air keran, matikan air selama menyikat gigi. Jangan biarkan keran terbuka karena air bersih akan terbuang percuma. Jika ibu mencuci beras atau sayuran, sampaikan agar airnya jangan dibuang. Air bekas cucian bisa dipakai untuk menyiram tanaman. Mandi dengan shower lebih hemat air dibandingkan dengan gayung.
  • Menghemat listrik. Misalnya, menonton teve bersama-sama di ruang keluarga sehingga tidak perlu ada teve di kamar. Matikan lampu saat tidur dan matikan pendingin ruangan ketika meninggalkan kamar.
  • Tidak membuang sampah di sembarang tempat. Pisahkan sampah berdasarkan jenisnya. Sekarang banyak tong sampah untuk sampah kering dan sampah basah. Kalau lingkungan kita bersih, Bumi akan terasa asri, kan? Beri senyum untuk Bumi.
  • Ciptakan penghijauan di sekitar kita.Kalau sudah ada tanaman, jaga dan jangan dirusak sebab tanaman kan makhluk hidup juga. Jika di rumah memasak cabai, pare, atau tomat, misalnya, bijinya jangan dibuang. Keringkan biji-bijian tersebut dan simpan hingga suatu saat bisa disebar di tanah kosong yang ada di sekitar rumah.
Pada 22 April 1970 sekitar 20 juta orang Amerika Serikat (AS) berkumpul dengan satu tujuan, yaitu menyelamatkan lingkungan. Sebelumnya, senator di parlemen AS, Pak Gaylord Nelson, memprotes soal kerusakan lingkungan dan mengusulkan agar masalah lingkungan masuk dalam agenda nasional.
Kemudian diadakan reli besar-besaran dari satu pantai ke pantai lain yang dilakukan ribuan orang. Mereka berdemonstrasi melawan perusakan lingkungan, seperti pabrik-pabrik yang menyebabkan polusi udara, pembuangan bahan beracun ke sembarang tempat, dan hilangnya hutan.

Sekarang setiap tanggal 22 April diperingati  sebagai Hari Bumi. Masyarakat dunia mulai sadar pentingnya menjaga lingkungan Bumi agar tetap lestari. Meski bumi makin tua, semoga bebannya tidak bertambah berat lagi..